Jumat, 08 Mei 2015

Pakem Sinetron Indonesia Masa Kini



Semenjak kuliah, gue sangat jarang menonton TV. Selain karena tugas-tugas kampus yang selalu memanggil dan meneror untuk segera diselesaikan, juga karena isi pertelevisian kita yang—maaf, kacangan.
Biasanya, kalau gue lagi pengin nonton TV, acara yang gue tonton juga paling nggak jauh-jauh dari berita, stand up comedy, musik-musikan—itu juga kalau ada band favorit gue, atau sitkom-sitkom di salah satu channel TV baru. Di luar itu, gue malas nontonnya. Dan di antara acara-acara TV yang bikin malas itu, gue paling malas, paling eneg, paling muak, dengan yang namanya…. SINETRON. Please, please, please, Hayati lelah.

Kenapa sinetron? Karena.... *muka lelah* ah, sudahlah, nggak perlu dijelaskan kenapa. Yang jelas, kalau diperhatikan #ciyeperhatian #sinetronajadiperhatiin #masakamuenggak #tarakdungces, sinetron-sinetron di Indonesia sekarang mempunyai ciri umum.
Saking umumnya, nih, jangan-jangan memang itu pakemnya. Wekaweka. <-Maksudnya lagi tertawa.



  1. Dubbing.

Melalui badan survey Sok-sokan Meneliti Karena Keki, sebanyak seratus dua puluh lima ribu enam ratus triliyun juta tiga milyar persen—pokoknya banyak, sudah bisa dipastikan dalam sinetron Indonesia pasti ada adegan si tokoh lagi monolog dalam hati. Dan biasanya adegan ini disertai dengan teknik pengambilan gambar zoom in dan zoom out. Oh, iya, tidak lupa dengan ekspresi wajah dan latar musik yang super lebay.




  1. Slow Motion

Sinetron Indonesia paling suka menggunakan efek ini. Entah kenapa. Terutama pada adegan hampir-ketabrak-mobil-tapi-untungnya-lecet-doang. Yang lucu pada adegan ini adalah, biasanya mobilnya masih jauh dari si korban, tapi si korban malah pasrah nungguin ketabrak dengan ekspresi shock kayak abis dilamar Chris Martin. Ketabrak deh tuh, jadinya.



Biasanya adegannya, gini:

Tokoh A    : (mengendari kendaraan dengan kecepatan penuh)
Tokoh B    : (hendak menyebrang, lalu berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya.)
Tokoh A    : (melihat ada seseorang yang berjalan, menyalakan lampu sorot kendaran dan mengklaksonnya)
Tokoh B    : (shock, tidak bergerak)
Tokoh A    : (mencoba mengerem kendaraannya)
Tokoh B    : (terserempet kendaraan tokoh A)
Tokoh A    : (turun dari kendaraan untuk mengecek keadaan tokoh B, dengan cemas)
                  ’Kamu nggak apa-apa?” <- sumpah ini nggak penting
                  ”Maafin saya, blablablablablabla”

Dan, ujung-ujungnya si tokoh B tersipu-sipu lalu berkenalan dengan tokoh A. KENALAN. WOY. Demi Tuhan gue nggak ngerti lagi.


  1. Adegan Berdoa Sambil Nangis

Sinetron Indonesia rasanya nggak afdol kalau nggak ada adegan tokoh yang sedang dalam kesusahan lalu ia berdoa sambil beruraian air mata agar dikurangi kesusahannya. Biasanya, adegannya ketika selesai sholat ditambah dengan dubbing rintihan si tokoh.





0 comments:

Posting Komentar