Semenjak kuliah, gue sangat
jarang menonton TV. Selain karena tugas-tugas kampus yang selalu memanggil dan meneror untuk segera diselesaikan, juga karena isi pertelevisian
kita yang—maaf, kacangan.
Biasanya, kalau gue lagi pengin nonton
TV, acara yang gue tonton juga paling nggak jauh-jauh dari berita, stand up comedy,
musik-musikan—itu juga kalau ada band favorit gue, atau sitkom-sitkom di salah
satu channel TV baru. Di luar itu,
gue malas nontonnya. Dan di antara
acara-acara TV yang bikin malas itu, gue paling malas, paling eneg, paling
muak, dengan yang namanya…. SINETRON. Please,
please, please, Hayati lelah.
Kenapa sinetron? Karena.... *muka lelah* ah, sudahlah, nggak perlu
dijelaskan kenapa. Yang
jelas, kalau diperhatikan #ciyeperhatian #sinetronajadiperhatiin
#masakamuenggak #tarakdungces, sinetron-sinetron di Indonesia sekarang mempunyai
ciri umum.
Saking umumnya, nih, jangan-jangan memang itu pakemnya. Wekaweka. <-Maksudnya lagi tertawa.
Saking umumnya, nih, jangan-jangan memang itu pakemnya. Wekaweka. <-Maksudnya lagi tertawa.
- Dubbing.
Melalui badan survey Sok-sokan Meneliti Karena Keki, sebanyak seratus dua puluh lima
ribu enam ratus triliyun juta tiga milyar persen—pokoknya banyak, sudah bisa
dipastikan dalam sinetron Indonesia pasti ada adegan si tokoh lagi monolog
dalam hati. Dan biasanya
adegan ini disertai dengan teknik pengambilan gambar zoom in dan zoom out. Oh,
iya, tidak lupa dengan ekspresi wajah dan latar musik yang super lebay.
- Slow Motion
Sinetron Indonesia paling suka menggunakan efek
ini. Entah kenapa. Terutama
pada adegan hampir-ketabrak-mobil-tapi-untungnya-lecet-doang. Yang lucu pada
adegan ini adalah, biasanya mobilnya masih jauh dari si korban,
tapi si korban malah pasrah nungguin ketabrak dengan ekspresi shock kayak abis dilamar Chris Martin.
Ketabrak deh tuh, jadinya.
Biasanya adegannya, gini:
Tokoh A : (mengendari
kendaraan dengan kecepatan penuh)
Tokoh B :
(hendak menyebrang, lalu berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya.)
Tokoh A :
(melihat ada seseorang yang berjalan, menyalakan lampu sorot kendaran dan
mengklaksonnya)
Tokoh B :
(shock, tidak bergerak)
Tokoh A :
(mencoba mengerem kendaraannya)
Tokoh B :
(terserempet kendaraan tokoh A)
Tokoh A :
(turun dari kendaraan untuk mengecek keadaan tokoh B, dengan cemas)
’Kamu
nggak apa-apa?” <- sumpah ini nggak penting
”Maafin
saya, blablablablablabla”
Dan, ujung-ujungnya si tokoh B tersipu-sipu lalu berkenalan
dengan tokoh A. KENALAN. WOY. Demi Tuhan gue nggak ngerti lagi.
- Adegan Berdoa
Sambil Nangis
Sinetron Indonesia rasanya nggak afdol kalau nggak
ada adegan tokoh yang sedang dalam kesusahan lalu ia berdoa sambil beruraian air
mata agar dikurangi kesusahannya. Biasanya, adegannya ketika selesai sholat ditambah
dengan dubbing rintihan si tokoh.
0 comments:
Posting Komentar