Sabtu, 24 Oktober 2015

Minggu, 18 Oktober 2015

Belajar Ikhlas Bagian Kedua - Kamu dalam Prosa Picisanku

Bagiku, momen paling rambang yang dicipta semesta adalah bertemu kamu. Sosok yang kutahu dari semu yang tak seberapa dan berujung pada pertemuan singkat di antara lampu kota juga gedung-gedung yang kelelahan. Tidak ada awan berbaris yang membuat barikade lagu perkenalan seperti yang kualami dulu. Hanya kita yang sederhana, berbisik dan bertukar pandang di tengah tayangan sinema.

Belajar Ikhlas

Tiktok. Saya terbangun dari tidur saya dengan napas agak sesak. Kemarin-kemarin memang saya selalu terbangun karena sesak, tetapi belakangan sesaknya hanya saya rasa ketika bangun. Ya, paling tidak saya bisa memejamkan mata barang sebentar. Memejamkan lelah. Mengistirahatkan rasa.

Rabu, 14 Oktober 2015

DISAPA KENANGAN


SIAPA ITU “Halo, Pagi, Beatrice. Selamat hari Valentine, sayang.”
Beatrice mengusap mata bulatnya dengan tangan kiri, lalu, mendekatkan layar ponsel ke depan wajahnya. Waktu masih menunjukkan pukul 02.05 WIB.
“Ini siapa?” Jawabnya parau setengah tersadar.
“Ini, aku”.
“Iya, siapa?”
“Aku.”
“Iya, aku siapa?”
“Sudah lupakah kau, pada suaraku?”
“Maaf, tapi ini siapa?”
“Tak ingat lagi  kau, padaku?”
“Siapa, sih?”
“Ini aku. Yang sering kali datang ketika kau sedih.”
“Maaf, tapi aku benar-benar tak ingat. Dan demi Tuhan, ini masih jam dua pagi, matahari pun masih rehat. Kalau kamu, masih berniat menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan, akan kututup percakapan ini dengan singkat. Karena aku tak berminat.
“Aku sedih. Secepat itukah kau melupakan aku, sahabat yang selalu menemanimu saat kau menangis? Sahabat yang selalu ada, ketika kamu sedih, tidak bisa mengulang apa yang sudah terjadi? Baiklah, karena aku sahabat yang setia, dan akan selalu setia, aku akan memberitahu siapa aku. Aku kenangan. Apa kabar?”
***

Selasa, 13 Oktober 2015

The Garden Live in Jakarta

Jumat, 09 Oktober 2015, Jakarta kedatangan duo garage punk kece dari California, yaitu The Garden! Man, gila.. Gue nge-fans banget sama mereka dari kapan tahu, sampai-sampai cover Path gue pun mereka. Nge-fans sama style-nya, musiknya, attitude-nya, semuanyalah pokoknya. Mereka itu ibarat kembar paket lengkap. Apalagi mereka sempat jadi model untuk runway-nya Saint Laurent. Gokil! Makanya, ketika Studiorama (promotor yang juga ngundang Mac Demarco dulu) mau ngadain konser The Garden di Jakarta gue langsung histeris, super duper excited. Langsung aja gue ngajakin Natt yang notabene-nya suka juga sama mereka. 

Minggu, 11 Oktober 2015

Kita

Jangan baper ngelihat judul Kita pada postingan blog ini (itu sih elo aja, Nu) #ngomongsendirijawabsendiri.
Iya, saya mau ngomongin kita.

Sabtu, 10 Oktober 2015

Truth

Terkadang kejujuran dan kebohongan seperti dua sisi pisau yang berbeda, tetapi sama-sama memiliki potensi untuk melukai. Namun saya lebih memilih dilukai oleh kejujuran, karena persediaan rasa percaya saya sudah lama diobrak-abrik oleh kebohongan. Ah, lagi-lagi saya hanya meracau pada angin.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Soliloqui

Lengan malam kian memeluk punggungku
yang ditumbuhi akar-akar 
liar serupa harap penopang hidup.
Senja sudah mati, kataku. 
Di tangan gelap, ia terkulai
bersama reruntuhan percaya yang 
berusaha kubangun kembali dengan pasir
dan semen kualitas prima.

Jumat, 02 Oktober 2015

Ketika Orang Lain Sibuk Berolahraga

Jadi, beberapa minggu yang lalu gue dan Natt foto outfit gitu, di GBK. Yang moto tidak lain dan tidak bukan adalah.. my Darto *insert heart emoticon*

Intermezzo sedikit, sebenarnya ada cerita dibalik panggilan Danang & Darto ini. Semester lalu, iya semester yang fakingsyit dan bawaannya pengin nikah aja, ada mata kuliah yang namanya Keterampilan Berbicara Interaktif yang tugasnya mengharuskan kita untuk... Berbicara. Iyalah. Hehe. Maksud gue, berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Nah, karena keterbatasan waktu, ada beberapa tugas yang akhirnya direkam aja. Salah satunya tugas talkshow. Gue sekelompok sama Uti. Kita bikin talkshow dengan nama Zona Komunitas. Kita berdua sama-sama menggelikan di video itu dan kesannya talkshow kita nggak ada serius-seriusnya. Padahal, disuruhnya tipe talkshow light discussion gitu, yang serius tapi ada unsur menghiburnya. Kita mah apaan........... Isinya hiburan semua. Malah jadi kayak acara lawak jayus, hehe ._.V
Setelah direkam videonya, tentunya diedit dan diserahkan ke dosen untuk diputar di kelas dan dikasih tahu poin-poin apa yang kurang. Waktu video kita ditampilin, gue tutup muka, malas melihat tampang menggelikan gue diputar segede baliho di kelas. Kita yakin banget video itu bakal dihujat dan dicaci dosen. Eeeeeehhh, tapi kita malah dipuji sama dosen pengampunya. Kujaditerharu huhu *sedot ingus* 
Nah ketika video itu diputar, ada senior yang ikut kelas kita bilang kalau kita adalah Danang & Darto versi cewek #yha. Dan tetap... Gue kebagian yang jomblo, alias Danang. #YHAAAAA.
MB, SITUW KHAND UGHA JOMBS, U GX NGACHA? *ala-ala Tatank*
Yaaa, intinya gitu deh awal-mula Danang & Darto ini. Padahal kan gue lebih mirip Maudy Ayunda, iya nggak, sih? #muntahkenangan

***

Gue     : *Melihat ke sekeliling banyak yang olahraga*
             

Catatan Rindu Gadis Berkabut

Fiksi

Kutanam mimpi dan prasangka
pada bayangmu yang ternyata awan.
Senatiasa memayungi
dari panas menerjang
sekaligus membasahi
di kala badai.
Berbuah album usang dan
gitar yang sekarang patah—terbelah dua.

Lalu, hujan memakui pori-pori harapan,
fiksiku terderai-berai.
Aku berlari bertahan,
tapi basah. Basah di mana-mana.
Basah di pelupuk. Basah di pekarangan.
Tidak, tolong jangan dekap.
Bayangmu fiksi. Bayangmu awan.
Hanya sebuah bisik berjalan.

Jatinegara, 29 Maret 2014




Mungkin nggak banyak yang tahu kalau puisi tersebut saya tujukan untuk sosok Ayah yang selama ini keberadaannya hanya fiksi bagi saya. Sebab mengisahkan kembali duka yang mengendap, bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Maka, saya lebih senang menutupnya rapat-rapat tanpa cela.