(I)
karena hari ini hujan,
tapi langit tak lagi marah
dengan sabar kaupungut rerintikan percaya lalu menyemainya
tapi langit tak lagi marah
dengan sabar kaupungut rerintikan percaya lalu menyemainya
pada bejana rasa
(II)
karena hari ini hujan,
dan senja adalah warna yang menenangkan
karena hari ini hujan,
dan senja adalah warna yang menenangkan
tiap tetes yang jatuh patuh pada tanah
aku semut-semut yang berjalan merayap
aku semut-semut yang berjalan merayap
pada permukaannya yang basah
(III)
karena hari ini hujan,
gemuruh petir membawa kabar kesementaraan
adalah pasti
sedang lenganmu ialah selusur kokoh
yang mengurai segala risau
maka kusematkan kamu
pada bulir doa paling lirih
gemuruh petir membawa kabar kesementaraan
adalah pasti
sedang lenganmu ialah selusur kokoh
yang mengurai segala risau
maka kusematkan kamu
pada bulir doa paling lirih
(IV)
umpama hujan, kamu adalah tiap rinai yang menggoda
umpama hujan, kamu adalah tiap rinai yang menggoda
anak kecil dalam diriku bangun dan bermain
hingga kuyup. hingga waktu taklagi murung.
hingga kita tumbuh menjadi ketenangan
dan tiap lembar buku yang dibaca sampai titik
pada halaman paling akhir.
kita,
sepasang semoga dan amin
yang takhenti digemakan
pada semesta.
pada semesta.
Jakarta, 30 Desember 2015
puitis syekali, anak bahasa yahh.... top bgt...
BalasHapusaku pernah dan sering berdoa dengan berharap sebuah nama, namun aku kecewa. well, lebih baik berdoa untuk yang terbaik buat kita. hehe
Bener, ga usah ngarep-ngarep deh lain kali. Capek.
BalasHapus