Selasa, 09 Juli 2019

Kemiskinan itu Bernama Sartre

Kemiskinan itu Bernama Sartre






Kamu tahu kemiskinan serupa borgol
yang ikatnya menyita seluruh hidupmu juga hidup pelancong
yang tadak sengaja melongok ke dalam matamu.

Anak-anak tidak lagi mengepal harap dan belajar.
Setiap inchi pundaknya tumbuh mata air
yang riaknya dipenuhi nganga tanya dan kecemasan-kecemasan akan esok.
Deras dan memegapkan.

Seserok, dua serok, juga minggu dan bulan
yang kamu angkut bersama batu dan pasir
yang menjadikan setapak bagi kami untuk melongok-longok ke dalam redup matamu.

Matamu, seorang pendongeng tabah yang sesekali ingin membenturkan diri
pada kisah-kisah hebat tentang Sartre dan ide-ide kebebasannya.
Tapi matamu yang lebih sering ingin terpejam itu enggan berakrib dengan waktu.
Waktu adalah repetisi nanar nasib yang setiap detiknya memakui segala umpama.
Kebebasan bagimu merupakan Chanel No.5--parfum mewah
yang aromanya asing dan tidak sampai pada pucuk hidungmu:
seperti kesempatan memilih besok makan apa.


Pekalongan, 30 Juni 2019.

0 comments:

Posting Komentar